Keperawatan merupakan
sebuah profesi yang gampang-gampang-susah dalam menjalankan seluruh prosesnya.
Terkadang ada masa di
mana seorang perawat merasa terpuruk oleh karena stres menghadapi pekerjaan
yang menumpuk. Belum lagi menghadapi tuntutan pasien dan keluarganya yang akan
berakhir dengan komplain apabila itu tidak ditangani dengan baik.
Apakah
saya cocok menjadi perawat? Mungkin lebih baik saya bekerja sebagai nonperawat.
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini yang membuat banyak perawat tidak percaya diri.
Berikut
tips untuk meningkatkan rasa percaya diri pada perawat dan memunculkan pikiran
positif saat berhadapan dengan kesulitan.
1.
Belajarlah untuk tidak berpura-pura
Secara
etis, tindakan keperawatan tidak bisa dipalsukan, baik itu ketrampilannya
maupun pengetahuan yang dimiliki oleh seorang perawat.
Apa
yang kita terima melalui pelajaran saat duduk dibangku kuliah atau praktek
belajar dirumah sakit adalah murni sesuatu yang asli dan tidak bisa
dimanipulasi.
Rasa
empati, rasa Godly Compassion yang mencintai atau mengasihi orang sakit, pada
prinsipnya tidak bisa dengan berpura-pura.
Jika
itu kita buat dengan berpura-pura, maka muncul hasil kerja yang asal-asalan, sehingga
berbuah kesalahan dan bisa saja berakhir di meja hijau sebuah pengadilan.
Ketika
seorang perawat tidak memahami apa yang akan di lakukannya, sebaiknya jangan
fokus kepada pengetahuan dan skil yang belum dimilikinya. Sebagai gantinya,
cobalah untuk percaya diri bahwa anda bisa memanfaatkan kemampuan lain yang
anda miliki, bukan fokus pada kesenjangan pengetahuan.
2.
Jangan berhenti belajar
Ilmu
tak mengenal usia. Siapapun anda, baik perawat baru ataupun yang sudah lama
bekerja, ilmu adalah kasta tertinggi dalam karir keperawatan. Tanpa ilmu, tidak
ada secuil ketrampilan yang bisa kita dedikasikan untuk pasien bahkan untuk
orang-orang yang kita cintai.
Kemampuan
pengembangan diri harus dimulai dengan kemampuan keinginan belajar. Jika
perawat tidak mau mengembangkan ilmu pengetahuannya maka secara tidak langsung,
dia mengerdilkan kapasitas dirinya.
Cobalah
mengikuti seminar-seminar yang berbasis keperawatan dan pengembangan karir,
sehingga rasa percaya diri akan muncul dengan sendirinya.
Jangan
pernah nyaman dengan zona aman, karena saat anda merasa nyaman, saat itulah
anda mulai tertidur sehingga tidak ada lagi niat untuk berkembang.
Upgrade
pengetahuan bagi karir keperawatan adalah pilar utama dalam meniti masa depan
seorang perawat.
3.
Jadilah diri anda sendiri
Terkadang
rasa tidak percaya diri itu muncul saat kita merasa orang lain lebih baik dari
kita.
Sebagai
contoh, seorang perawat melakukan pemasangan infus, dalam melakukannya dia
gagal 2 kali dengan pasien yang sama. Datanglah temannya membantu, kemudian
temannya berhasil hanya 1 kali penusukan dan kanul masuk kedalam vena.
Jangan
membandingkan anda yang gagal 2 kali pemasangan infus, dengan perawat lain yang
menurut anda lebih mahir memasang infus, karena kelebihan anda belum tentu
menjadi kelebihan orang perawat lain.
Alih-alih
membandingkan skil anda dengan orang lain, lebih baik banggalah dengan diri
sendiri yang memiliki kelebihan kemampuan yang belum tentu dimiliki oleh orang
lain.
4.
Lawan Intimidasi
Intimidasi
yang saya maksudkan disini bukan berarti secara hurufiah, tapi konteksnya
adalah apa yang menjadi pengganggu dalam lingkungan kerja seorang perawat.
Intimidasi
sebagai pengganggu datang dari dua bagian kehidupan, yaitu dari dalam pikiran
dan dari lingkungan kerja.
Dari
pikiran yang sering muncul adalah masalah gaji. Terkadang seorang perawat
merasa apa yang dilakukannya tidak berharga atau tidak dihargai.
"Kerja
banting tulang, pergi pagi-pulang malam, toh gajiku kecil".
Kerja
banting tulang, pergi pagi-pulang malam, toh gajiku kecil
Pemikiran
semacam ini akan muncul hasil kerja yang dinamakan "Asal Bos Senang"
sehingga semua yang dia lakukan hanyalah ilusi semata.
Letakan
semua impian keluarga pada profesi anda. Sehingga anda akan berpikir bahwa yang
dilakukan bukan untuk siapa-siapa, tetapi untuk orang tua, istri, suami dan
anak-anak. Bukan kah anda ingin membahagiakan mereka? Ingat, Tuhan tidak tidur
pada orang-orang tulus.
Kedua,
intimidasi dari rekan kerja. Terkadang anda akan berhadapan dengan rekan kerja
yang egois, sehingga rasa percaya diri termakan oleh keegoisan orang lain.
Komunikasi
yang pasif biasa dipertontonkan oleh rekan kerja yang egois, tidak suka berbagi
dan selalu menjatuhkan orang lain adalah ekspersi yang dia anggap normal.
Katakan
pada diri sendiri bahwa anda hebat, anda bisa. Maka semua yang dikatakan akan
menjadi doa terindah yang dilantunkan sebelum bekerja.
5.
Jangan berharap ungkapan terima kasih
Sebuah artikel berbahasa
inggris pada situs Transition Nursing menyatakan, "sangat disayangkan
terkadang ungkapan terimakasih pada perawat tekadang dilewati".
Bisa
saja hal itu benar, tapi apakah hal itu murni kita harapkan? Perawat bekerja
keras hanya untuk menghilangkan rasa sakit orang lain, menghapus air mata
mereka.
Bagi
beberapa orang, pernyataan diatas hanyalah kata-kata klise untuk memperindah
telinga pembaca, akan tetapi bagi anda yang bekerja dengan tulus, anda akan
merasa hal yang luar biasa telah anda lakukan.
6.
Kesempurnaan itu abstrak
Meskipun
menjadi makhluk yang termulia diantara ciptaan lainnya, manusia bukanlah
makhluk yang sempurna. Manusia akan menjadi sempurna ketika dia mengakui
kelemahannya.
Orang
yang percaya diri bisa mengatasi citra buruk pada dirinya, karena dia bisa
membaca kelemahannya. Dengan menyadari kelemahan manusia akan bertindak tidak
ceroboh.
Seorang
perawat tidak bisa membangkitkan rasa percaya diri dengan menutupi atau
menyangkal kesalahannya atau bereaksi secara defensif dalam menghadapi
tantangan profesi.
Dalam
karir Keperawatan, apakah anda pernah mengalami rasa tidak percaya diri, Apa
yang dapat membantu anda mengatasi masa-masa sulit itu? Silakan berbagi
dengan serba-serbi perawat di kolom komentar.
0 Comments:
Posting Komentar