6 Tips Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Perawat

Keperawatan merupakan sebuah profesi yang gampang-gampang-susah dalam menjalankan seluruh prosesnya.
Terkadang ada masa di mana seorang perawat merasa terpuruk oleh karena stres menghadapi pekerjaan yang menumpuk. Belum lagi menghadapi tuntutan pasien dan keluarganya yang akan berakhir dengan komplain apabila itu tidak ditangani dengan baik.




Apakah saya cocok menjadi perawat? Mungkin lebih baik saya bekerja sebagai nonperawat. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini yang membuat banyak perawat tidak percaya diri.

Berikut tips untuk meningkatkan rasa percaya diri pada perawat dan memunculkan pikiran positif saat berhadapan dengan kesulitan.


1. Belajarlah untuk tidak berpura-pura

Secara etis, tindakan keperawatan tidak bisa dipalsukan, baik itu ketrampilannya maupun pengetahuan yang dimiliki oleh seorang perawat.

Apa yang kita terima melalui pelajaran saat duduk dibangku kuliah atau praktek belajar dirumah sakit adalah murni sesuatu yang asli dan tidak bisa dimanipulasi.

Rasa empati, rasa Godly Compassion yang mencintai atau mengasihi orang sakit, pada prinsipnya tidak bisa dengan berpura-pura.

Jika itu kita buat dengan berpura-pura, maka muncul hasil kerja yang asal-asalan, sehingga berbuah kesalahan dan bisa saja berakhir di meja hijau sebuah pengadilan.

Ketika seorang perawat tidak memahami apa yang akan di lakukannya, sebaiknya jangan fokus kepada pengetahuan dan skil yang belum dimilikinya. Sebagai gantinya, cobalah untuk percaya diri bahwa anda bisa memanfaatkan kemampuan lain yang anda miliki, bukan fokus pada kesenjangan pengetahuan.

2. Jangan berhenti belajar

Ilmu tak mengenal usia. Siapapun anda, baik perawat baru ataupun yang sudah lama bekerja, ilmu adalah kasta tertinggi dalam karir keperawatan. Tanpa ilmu, tidak ada secuil ketrampilan yang bisa kita dedikasikan untuk pasien bahkan untuk orang-orang yang kita cintai.

Kemampuan pengembangan diri harus dimulai dengan kemampuan keinginan belajar. Jika perawat tidak mau mengembangkan ilmu pengetahuannya maka secara tidak langsung, dia mengerdilkan kapasitas dirinya.

Cobalah mengikuti seminar-seminar yang berbasis keperawatan dan pengembangan karir, sehingga rasa percaya diri akan muncul dengan sendirinya.

Jangan pernah nyaman dengan zona aman, karena saat anda merasa nyaman, saat itulah anda mulai tertidur sehingga tidak ada lagi niat untuk berkembang.

Upgrade pengetahuan bagi karir keperawatan adalah pilar utama dalam meniti masa depan seorang perawat.

3. Jadilah diri anda sendiri

Terkadang rasa tidak percaya diri itu muncul saat kita merasa orang lain lebih baik dari kita.
Sebagai contoh, seorang perawat melakukan pemasangan infus, dalam melakukannya dia gagal 2 kali dengan pasien yang sama. Datanglah temannya membantu, kemudian temannya berhasil hanya 1 kali penusukan dan kanul masuk kedalam vena.

Jangan membandingkan anda yang gagal 2 kali pemasangan infus, dengan perawat lain yang menurut anda lebih mahir memasang infus, karena kelebihan anda belum tentu menjadi kelebihan orang perawat lain.

Alih-alih membandingkan skil anda dengan orang lain, lebih baik banggalah dengan diri sendiri yang memiliki kelebihan kemampuan yang belum tentu dimiliki oleh orang lain.

4. Lawan Intimidasi

Intimidasi yang saya maksudkan disini bukan berarti secara hurufiah, tapi konteksnya adalah apa yang menjadi pengganggu dalam lingkungan kerja seorang perawat.

Intimidasi sebagai pengganggu datang dari dua bagian kehidupan, yaitu dari dalam pikiran dan dari lingkungan kerja.

Dari pikiran yang sering muncul adalah masalah gaji. Terkadang seorang perawat merasa apa yang dilakukannya tidak berharga atau tidak dihargai.

"Kerja banting tulang, pergi pagi-pulang malam, toh gajiku kecil".

Kerja banting tulang, pergi pagi-pulang malam, toh gajiku kecil

Pemikiran semacam ini akan muncul hasil kerja yang dinamakan "Asal Bos Senang" sehingga semua yang dia lakukan hanyalah ilusi semata.

Letakan semua impian keluarga pada profesi anda. Sehingga anda akan berpikir bahwa yang dilakukan bukan untuk siapa-siapa, tetapi untuk orang tua, istri, suami dan anak-anak. Bukan kah anda ingin membahagiakan mereka? Ingat, Tuhan tidak tidur pada orang-orang tulus.

Kedua, intimidasi dari rekan kerja. Terkadang anda akan berhadapan dengan rekan kerja yang egois, sehingga rasa percaya diri termakan oleh keegoisan orang lain.

Komunikasi yang pasif biasa dipertontonkan oleh rekan kerja yang egois, tidak suka berbagi dan selalu menjatuhkan orang lain adalah ekspersi yang dia anggap normal.

Katakan pada diri sendiri bahwa anda hebat, anda bisa. Maka semua yang dikatakan akan menjadi doa terindah yang dilantunkan sebelum bekerja.

5. Jangan berharap ungkapan terima kasih

Sebuah artikel berbahasa inggris pada situs Transition Nursing menyatakan, "sangat disayangkan terkadang ungkapan terimakasih pada perawat tekadang dilewati".

Bisa saja hal itu benar, tapi apakah hal itu murni kita harapkan? Perawat bekerja keras hanya untuk menghilangkan rasa sakit orang lain, menghapus air mata mereka.

Bagi beberapa orang, pernyataan diatas hanyalah kata-kata klise untuk memperindah telinga pembaca, akan tetapi bagi anda yang bekerja dengan tulus, anda akan merasa hal yang luar biasa telah anda lakukan.

6. Kesempurnaan itu abstrak

Meskipun menjadi makhluk yang termulia diantara ciptaan lainnya, manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Manusia akan menjadi sempurna ketika dia mengakui kelemahannya.

Orang yang percaya diri bisa mengatasi citra buruk pada dirinya, karena dia bisa membaca kelemahannya. Dengan menyadari kelemahan manusia akan bertindak tidak ceroboh.
Seorang perawat tidak bisa membangkitkan rasa percaya diri dengan menutupi atau menyangkal kesalahannya atau bereaksi secara defensif dalam menghadapi tantangan profesi.

Dalam karir Keperawatan, apakah anda pernah mengalami rasa tidak percaya diri, Apa yang dapat membantu anda mengatasi masa-masa sulit itu? Silakan berbagi dengan serba-serbi perawat di kolom komentar.


0 Comments: