Salah satu hal yang paling unik dari para tenaga kesehatan adalah mereka
bekerja tanpa mengenal hari libur karena sedang melayani pasien di rumah sakit.
Padahal, hampir semua perawat ketika masih kuliah, tidak sempat berpikir
tentang hari libur dan tidak ada mata kuliah tentang cara menyeimbangkan
liburan dengan kehidupan dalam keluarga.
Dalam dunia keperawatan liburan adalah sesuatu yang lebih berharga dari apapun. Apalagi liburan tersebut adalah hari keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal-Tahun baru.
Perawat yang merayakan Natal dan Tahun baru pada saat ini menjadi was-was, galau, bahkan sedih ketika tidak merayakan bersama keluarga dan orang-orang yang dia cintai. Mau memaksakan untuk cuti dalam keadaan banyak pasien, itu tidak mungkin.
Dalam dunia keperawatan liburan adalah sesuatu yang lebih berharga dari apapun. Apalagi liburan tersebut adalah hari keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal-Tahun baru.
Perawat yang merayakan Natal dan Tahun baru pada saat ini menjadi was-was, galau, bahkan sedih ketika tidak merayakan bersama keluarga dan orang-orang yang dia cintai. Mau memaksakan untuk cuti dalam keadaan banyak pasien, itu tidak mungkin.
Narasi di atas bukan terjadi pada orang lain, melainkan saya sendiri yang
mengalaminya, bertugas saat natal nanti. Saya sudah membayangkan, bagaimana
kebahagiaan suami dan kedua anak, saat membuka kado natal pemberian saya.
Selain itu, kebahagiaan saya akan terasa sempurna, karena di saat merayakan
natal, saya juga merayakan hari ulang tahun anak pertama.
Semua tentang liburan, harus saya singkirkan jauh-jauh dan merelakan kebahagiaan saya ketika natal tidak berada bersama mereka, melaikan bersama dengan pasien dan teman sejawat.
Lantas saya akan membenci profesi saya, atau bersungut pada takdir? Sekali-kali saya tidak pernah berniat melakukan itu, meskipun berat berpisah dengan keluarga.
Keputusan menjadi perawat adalah sebuah panggilan jiwa dan saya bersyukur karena suami dan anak-anak sangat memahami tentang tugas sebagai perawat
Satu hal yang buat saya tidak menyesali menjadi perawat walaupun tidak mengenal libur adalah menolong orang sakit, dikala sebagian besar orang di bumi sedang bahagia merayakan Natal dan Tahun Baru, saya tetap di sini untuk tugas dan tanggung jawab.
Kedengaran memang konyol, tapi bagi saya yang peka dengan penderitaan pasien akan merasa bahagia karena meringankan derita mereka dengan cara berbagi kebahagiaan.
Buat teman-teman sejawat yang merayakan Natal tanggal 25 Desember dan Tahun Baru 01 Januari, saya ucapkan selamat berbahagia. Sematkan penderitaan pasien dalam doa syukur kalian.
Penulis : L.P perawat di salah satu rumah sakit di kota surabaya, nama penulis yopen tabuni seorang mahasiswa papua.
Semua tentang liburan, harus saya singkirkan jauh-jauh dan merelakan kebahagiaan saya ketika natal tidak berada bersama mereka, melaikan bersama dengan pasien dan teman sejawat.
Lantas saya akan membenci profesi saya, atau bersungut pada takdir? Sekali-kali saya tidak pernah berniat melakukan itu, meskipun berat berpisah dengan keluarga.
Keputusan menjadi perawat adalah sebuah panggilan jiwa dan saya bersyukur karena suami dan anak-anak sangat memahami tentang tugas sebagai perawat
Satu hal yang buat saya tidak menyesali menjadi perawat walaupun tidak mengenal libur adalah menolong orang sakit, dikala sebagian besar orang di bumi sedang bahagia merayakan Natal dan Tahun Baru, saya tetap di sini untuk tugas dan tanggung jawab.
Kedengaran memang konyol, tapi bagi saya yang peka dengan penderitaan pasien akan merasa bahagia karena meringankan derita mereka dengan cara berbagi kebahagiaan.
Buat teman-teman sejawat yang merayakan Natal tanggal 25 Desember dan Tahun Baru 01 Januari, saya ucapkan selamat berbahagia. Sematkan penderitaan pasien dalam doa syukur kalian.
Penulis : L.P perawat di salah satu rumah sakit di kota surabaya, nama penulis yopen tabuni seorang mahasiswa papua.
0 Comments:
Posting Komentar