5 Masalah Yang Membuat Perawat Mudah Dipecat Dari Pekerjaannya


Peningkatan akan kebutuhan perawat setiap tahun mencapai titik tertinggi dibadingkan dengan profesi lainnya. Dengan adanya kondisi ini, banyak perawat yang antri dan berharap di panggil oleh rumah sakit untuk dipekerjakan. Ada yang menunggu panggilan lamaran kerja, Ada pula yang menunggu STR.

Namun perawat mudah diberikan sangsi dan pemecatan oleh manajemen rumah sakit karena memiliki kode etik yang ketat dan integritas tinggi.

Jika kamu adalah perawat dan tak ingin di berikan Surat Peringatan (SP) maupun pemecatan, berikut alasan mengapa perawat dipecat tips agar perawat terhindar dari tindakan pemecatan.
1. Kurangnya Profesionalisme
Sebagai perawat, kamu dapat menangani banyak pasien dengan berbgai kondisi setiap hari, baik yang parah maupun yang sakit ringan. Jika kamu berada di bangsal rawat inap, panggilan melalui bel yang terasa tidak masuk akal sering terjadi.

Sebagai contoh pasien menekan bel, hanya untuk menanyakan remote TV atau nomor chanel TV, misalnya bertanya tentang siaran RCTI nomor berapa.

Setelah itu kurang dari 10 menit, pasien yang sama menekan bel lagi dan terkadang kejengkelan dalam hati pun tiba.

Kamu juga dapat bertemu pasien yang mudah marah dan membentak karena terlambat akibat sibuk menangani kasus lain yang lebih membutuhkan tindakan segera.

Saran:
Banyak perawat diberikan Surat Peringatan (SP) bahkan pemecatan karena merespons negatif terhadap pasien diatas. Meskipun tergoda untuk membalas dan merespons pasienmu dengan cara yang sama, cobalah untuk tidak kehilangan kesabaran.

Apabila kamu bertahan dengan sabar dan selalu rendah hati, maka secara langsung maupun tidak langsung, kamu telah mempertahankan profesionalisme sebagai seorang perawat.
2. Penyalahgunaan Media Sosial
Kerahasiaan adalah salah satu pelajaran paling berharga yang dipelajari perawat di sekolah saat kuliah . Sayangnya, beberapa perawat tampaknya lupa kode etik keperawatan ketika mereka masuk ke akun media sosialnya. Selain memposting gambar pasien mereka, beberapa perawat beralih ke internet untuk melampiaskan rasa frustrasi mereka tentang pekerjaan dan beberapa masalah sosial.

Seorang perawat dari salah satu rumah sakit di Jakarta Timur dipecat karena memposting komentar kasar dan rasis sebagai tanggapan terhadap komplain keluarga pasien yang juga dimuat di facebook.

Baca Juga : 6 Alasan Mengapa Seorang Perawat Sangat Cocok Menjadi Teman Sejatimu
Manajemen Rumah sakit memutuskan untuk menghentikan perawat dari pekerjaannya karena mendapati komentar perawat tidak sesuai kode etik profesi dan keluar dari nilai-nilai kebijakan rumah sakit.

Saran:
Apa pun tujuan pribadimu hindari pengambilan foto pasien. Hal ini tidak etis dan bisa membuat anda kehilangan pekerjaan. Jika ini fatal, bisa saja kamu langsung dipecat dari pihak manajemen rumah sakit.
Sebaiknya juga tidak memposting atau merespon komentar keluarga pasien di akun media sosialmu. Meskipun setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapatnya, kamu harus tetap berhati-hati tentang bagaimana dan di mana kamu harus mengungkapkannya.
3. Terlalu Banyak Absen
Rumah sakit yang kekurangan staf dapat meminta perawat mereka untuk mengambil lebih banyak shift daripada biasanya.

Jika kamu menelepon sakit pada menit-menit terakhir, kepala ruangan mungkin kesulitan menemukan pengganti untuk menutupi shift kamu. Apabila tidak menemukan siapa pun yang bersedia menggantimu, maka temanmu yang akan menggantikan shift kamu.
Tahukah kamu bahwa beban kerja tinggi berisiko burnout dan dapat menempatkan perawat pada resiko melakukan kesalahan dan mengalami kelelahan.

Apabila hal ini sering terjadi, ada kemungkinan besar bahwa rumah sakit akan memberi kamu istirahat secara permanen sesuai aturan yang berlaku.
Saran:
Jika kamu merasa lelah dengan pekerjaan, ide terbaik untuk mencegah kamu sakit yaitu denga cara istirahat melalui cuti yang kamu ajukan beberapa hari. 

Meluangkan waktu untuk bersantai dan mengatasi stres terkait pekerjaan dapat memberi kamu kesempatan untuk memperbarui energi dan perspektif tentang pekerjaanmu.

4. Kesalahan memberi obat

Kesalahan memberikan obat biasanya dibagi dalam beberapa kategori, termasuk terlambat pemberian obat pada pasien.
Namun, yang menjadi masalah disini yaitu kesalahan pemberian obat hingga menimbulkan kematian maupun cacat secara permanen. Banyak tenaga kesehatan beurusan dengan pengadilan karena hal ini.

Beberapa kasus fatal bahkan terekspos oleh media massa sehingga menjatuhkan citra rumah sakit, apabila hal ini terjadi, pemecatan pasti terjadi.

Saran:
Lakukan pekerjaan sesuai SOP dan ikuti semua aturan. Dalam Standar Keselamatan Pasien dijelaskan bagaimana seseorang mewaspadai obat-obat Hight Alert, yaitu dengan cara melakuka double check.

Dengan demikian segala kejadian yang tidak diharapkan dapat dicegah sehingga tidak menimbulkan masalah yang berdampak pada karir kamu sebagai perawat.

5. Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat habis masa berlaku

Perawat yang sudah bekerja diatas 5 tahun ada kemungkinan memiliki STR yang hampir habis masa berlakunya. Biasanya, manajeman rumah sakit memilih mengistirat perawat yang tidak memiliki lisensi untuk melakukan tindakan keperawatan.

Saran:
Jangan tunggu hingga masa berlaku STR habis. Sebaiknya, 3 bulan sebelum habis masa berlaku STR, kamu sudah harus mengurus perpanjangan STR.

Dengan demikian kamu akan terhindar dari pemecatan atau pindah area kerja di bagian administrasi.

Jika ingin mendapat artikel terbaru dari Yopen Tero Tabuni S.Kep,.Ns, silahkan isi email di Follow By Email atau silahkan like Halaman Facebook
Yopen Tero Tabuni S.Kep,.Ns.
 


0 Comments: