![]() |
Ilustrasi foto penulis |
Bukan karena mengapa, namun rasa aneh yang menimpahku untuk berpikir panjang karena,melihat realita ideologi kita sendiri bagi akar rumput di tanah surga papua ini. Berdasarkan kenyataan hidup di papua yang pro dan kontra, oleh sebabnya saya berpikir untuk sedikit mengores disini,
Manusia dan tanah
bagaikan ibu dan anak, tak dapat terpisahkan, dan semua orang pada tahu itu.
Makanya, demi masa depan orang papua dan generasi papua, entah siapa saja,
non papua maupun orang asli papua (OAP), perlu memahami seksama fakta dari
keadaan terkini, yang orang asli papua semakin sedikit dan semakin tersingkir
ke pinggiran kota, dan ini harus diakui, karenanya, perlu harus diketahui
bahwa ini yang akan terjadi ketika anda jual tanah hanya demi materi dan kepentingan sesaat.
Belajarlah dari Kota-kota besar dan orang-orang yang sudah tersesat ke
pinggiran kota. Yang tersingkir berpikir dipinggirkan, tetapi tidak sadar itu
adalah kesalahan sendiri, seharunya salahkan diri bukan salah siapa. dan ini 5
alasan kenapa orang papua tidak boleh jual tanah. 1. Kamu akan tersingkir ke pinggiran Kota bahkan bisa saja tidak punya
tanah |
Senang rasanya ketika menjual tanah untuk kebutuhan, namun perluh berpikir lagi untuk menjual tanah di kemudian hari, apakah punya cadangan tanah
lainnya di kampung lain atau tempat orang lain Tentu itu bukan lagi hak milik anda.
Sebelum menjual tanah dulunya anda adalah pemilik tanah di pusat kota, setelah
menjual tanah, anda bukan lagi berasal atau pemilik dari tanahmu sendiri, yang
akhirnya anda menjadi orang pinggiran, menumpang atau menjadi penyewa setia
pada rumah orang lain, dan itu adalah kesalahan sendiri. Juga menguntungkan
kepada orang yang anda keluhkan kenapa mereka semakin banyak. 2. Jual tanah merugikan generasi, mereka tidak lagi punya hak dan tempat mencari makan Jika
masa kita adalah bahagia, Apakah masa depan anak cucu kita juga akan bahagia,Perluh kita sadar untuk anak cucu, lebih baik generasi berikutnya yang bahagia dari
pada kita kini yang bahagia, demi anak cucu jangan jual tanah agar mereka punya
tempat untuk mencari makan dan memiliki hak diatas tanahnya sendiri dimasa
depan, masa depan yang cerah. Jangan menguntungkan orang yang selalu kamu
keluhkan kenapa mereka ada di tempatmu yang seharusnya punya generasimu. 3. Sewahkan tanah jangan menjual, masa depan masih terus akan ada untuk yang belum ada di masa kita Supaya
orang papua dibilang sangat baik atau bagaimana,Penulis sendiri sebenarnya
hanya salahkan yang punya tanah, kenapa mereka tidak sewakan saja tanahnya
kepada pengusaha atau pendatang yang datang di papua. Banyak orang papua
mengeluh jikalau pendatang atau alias non papua semakin banyak, dan merasa
tersingkirkan ditanahnya sendiri, sebenarnya itu adalah kesalahan orang papua
sendiri, sewakan tanahmu dengan perjanjian masa kontrak, dan itu juga akan
menguntungkan anda menjadi sumber pencarian dan akan terus ada untuk
generasimu. 4. Orang Papua bilang mau merdeka, kami semakin sedikit lalu kenapa mau menjual tanah? Kamu
sudah tahu menjual tanah hanya menguntungkan atau mendatangkan orang non papua,
tetapi, kamu juga bilang “Ah tidak bicara papua merdeka saja, cape deh, karena
hidup itu harus makan saya terpaksa melakukanya, saya tidak peduli yang penting
saya mendapatkan uang banyak emang gue mikirin, Ah urusan elu emang papua kapan
merdekanya, serahkan saja pada Tuhan dan berdoa sajalah moga papua baik-baik
saja de” Hmm… mungkin kamu sebagian yang sudah di jawanisasi atau dicuci otak
kali. 5. Tanah Papua itu luas, kaya dan penduduknya sedikit, sebabnya non Papua terus datang berlomba-lomba Seperti
kata Farhat Abbas, bukan untuk membantu, jika dilihat dari
kenyataan di papua, minimnya pendidikan yang kurang baik, kematian orang asli papua (OAP) meningkat, kesehatan dan pengobatan kurang menguntungkan, banyak pengusaha dll. dan itu
membuktikan mereka mencari kekayaan dan kelangsungan hidup yang baik ditanah papua (Harta, Kebahagiaan, Keberuntungan, Kekuasaan, Dll.) seperti air yang
sedang mengalir tanpa hentinya, walaupun orang asli papua melarang transmigrasi
dan lainnya, orang papua tidak akan bisa menghentikan air yang deras, air yang
deras yang pasti sudah mulus jalanya. Hanya ada kembali pada kesadaran diri Masing - masing tentang bagaimana pasti anda memahaminya. Penulis sadar, artikel ini sedikit tidak bisa diterima bagi yang lain, karena yang lain itu bukanlah yang merasakan, tetapi bagi orang asli papua (OAP) terasa sangat berbedah, merasa hidup tidak adil ditanah sendiri. Seperti penulisan artikel lainnya seperti“ Ke Dan Dari Papua: Datang Tanpa Benih Pulang Dengan Sejuta Harta”.
Walaupun kasar dan dengan bahasa yang sederhana, seperti itulah keaslian kita
sebenarnya, tidak ada manusia yang selalu barbaik hati, atau juga biasanya
pura-pura baik, sama saja semua pada omong kosong, yang baiknya perlu dipetik
saja, lalu yang tidak ya buanglah,semoga artikel ini bermanfaat untuk anda. Terkait
: v Artikel v Orang Asli Papua v Papua Kedepan Sumber:
naworlano.com
|
0 Comments:
Posting Komentar